Sidoarjo, pojokkasus.com – Menjelang momen Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Sekolah inklus yang melayani anak berkebutuhan khusus (ABK) belajar bersama anak-anak normal membutuhkan realisasi dari kebijakan perundang-undangan yang mengatur tentang pendidikan inklusi sebagai bentuk layanan publik yang merata serta penghapusan terhadap stratifikasi dan eksklusi sosial.
Sekolah inklusi bertujuan menghapus diskriminasi terhadap penyandang disabilitas dalam dunia pendidikan.
Seperti yang di sampaikan Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial (Kemensos) Fatma Saifullah Yusuf mengingatkan pentingnya implementasi inklusivitas, terutama di sekolah inklusi secara menyeluruh bagi disabilitas.
Fatma, menuturkan..”Bukan hanya guru yang harus mengerti anak berkebutuhan khusus (ABK) tetapi juga teman-teman sekelasnya. Mereka harus memahami, tidak boleh menghina atau meremehkan, justru harus mendukung.
Di sela sela kunjungan kerja ke Yayasan Sahabat Gempita Sidoarjo, Rabu. 16/04/2024. Fatma merasa senang sekali banyak penyandang disabilitas diterima bekerja di perusahaan, karena pemerintah mewajibkan 1% karyawan perusahaan merekrut penyandang disabilitas. Sudah banyak kok teman-teman difabel di perusahaan swasta bahkan pemerintah sekarang ini,”tutur Fatma, dalam keterangan tertulis.
Dalam kunjungan ini, Fatma sekaligus menyerahkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) kepada anak-anak penyandang disabilitas di yayasan tersebut.
Secara detail, bantuan senilai Rp 158,4 juta telah disalurkan melalui Sentra Margo Laras di Pati, Jawa Tengah meliputi 1 paket alat terapi senilai Rp 114 juta, 4 unit komputer senilai Rp 26,7 juta, 2 unit mesin jahit Typical senilai Rp 13 juta dan 2 unit kursi roda medis senilai Rp 4,7 juta.
Kita harus yakin dan optimis terhadap masa depan disabilitas di Indonesia bisa berkembang pesat.
Selebihnya kami berterima kasih kepada ibu Yenni Darmawati yang telah memberikan informasi bahwa Sahabat Gempita membutuhkan bantuan Atensi dan sama sekali belum memiliki peralatan terapi yang memadai buat anak-anak penyandang disabilitas. Alhamdulillah, sekarang Sahabat Gempita sudah memiliki peralatan terapi sendiri dan beberapa kebutuhan lainnya, yang di support langsung oleh Kemensos melalui ibu Proboretno Kuncororini pimpinan Sentra Margo Laras Pati, semoga berkah manfaat,” ucap Fatma.
Salah satu penyandang disabilitas cerebral palsy dari Desa Supamanunggal, Surabaya Sinta Setiani (10) pun terlihat senang mendapat bantuan kursi roda medis. Sang ibu Fidan (43) mengaku bersyukur karena kursi roda medis ini memudahkannya untuk mengantar putrinya kontrol rutin ke Rumah Sakit dr Soetomo.
Yayasan Sahabat Gempita menaungi sekira 500 anak disabilitas yang menjalani terapi. Sebanyak 50 anak di antaranya rutin datang untuk terapi dan berinteraksi serta saling menguatkan.
Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo Ahmad Misbahul Munir juga menginformasikan.. “Selama ini Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo telah memberikan bantuan rutin bulanan sebesar Rp 300 ribu kepada anak penyandang disabilitas yang tercatat di data Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)/Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional..”Ujarnya. (Jpg)
Editor. : Redaksi