Jakarta, pojokkasus.com – Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan dirinya sering menerima laporan di daerah soal adanya praktik-praktik tidak benar yang dilakukan sejumlah jaksa. Mereka mencari-cari kesalahan dan mendzolimi rakyat kecil. Beberapa di antaranya, adalah kasus anak kecil yang mencuri ayam dan ibu yang ditangkap karena mencuri pohon.
Prabowo memperingatkan jangan sampai jaksa bermain-main perkara apalagi terhadap rakyat kecil.
Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam acara penyerahan uang sitaan senilai Rp13,2 triliun oleh Kejaksaan Agung di kasus korupsi persetujuan ekspor Crude Palm Oil (CPO) minyak kelapa sawit periode 2021-2022 kepada Kementerian Keuangan di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Senin (20/10/2025).
“Di antara jaksa-jaksa di daerah saya dapat laporan kita semua merasakan, ada juga yang melakukan praktik-praktik yang mungkin tidak benar atau kurang benar, jangan mencari-cari perkara, apalagi terhadap orang kecil,” tegas Prabowo.
“Orang kecil orang lemah itu hidupnya sudah sangat susah, jangan diperberat oleh mencari-cari hal yang tidak perlu dicari,” tambahnya.
Prabowo lalu menceritakan kasus anak SD yang ditangkap karena maling ayam. Prabowo mengatakan penangkapan terhadap anak SD di bawah umur itu tidak masuk akal.
“Saya ingat beberapa saat yang lalu. Saya ingat benar, ada anak SD, anak di bawah umur ditangkap karena mencuri ayam. Saya ingat benar itu. Ini tidak masuk di akal. Hakim, jaksa ada apa mengejar, iya kan. Anda pasti ingat peristiwa itu,” imbuh Prabowo.
“Ada lagi ibu-ibu ditangkap mencuri pohon, mungkin ingat juga peristiwa itu, ada apa? Penegak hukum harus punya hati,” imbuhnya.
Kepala negara menilai tindakan semacam itu tidak masuk akal apabila dilakukan tanpa mempertimbangkan kondisi sosial pelaku. Menurutnya, penegak hukum harus menunjukkan empati dan hati nurani dalam menjalankan tugas.
Presiden menyarankan agar para penegak hukum untuk mengambil berbagai langkah alternatif, ketimbang membuat beban tambahan bagi warga yang sudah hidup dalam kesulitan.
Gunakan Hati Nurani Jangan Dzolimi Orang Lemah
Prabowo juga memerintahkan agar seluruh aparat penegak hukum dapat menggunakan hati nuraninya saat bekerja.
Ia memperingatkan aparat penegak hukum ‘tidak tumpul ke atas tajam ke bawah’ saat melakukan penegakan hukum. Kata Prabowo, rakyat kecil harus dibela dan dibantu.
“Penegak hukum harus punya hati. Harus punya hati, jangan istilahnya apa, tumpul ke atas, tajam ke bawah. Itu zalim itu, itu angkara murka, jahat. Orang kecil, orang lemah harus dibela, harus dibantu,” tegas Prabowo,
“Kalau perlu si hakim, si jaksa, si polisi pakai uangnya sendiri, ganti uangnya, anaknya dibantu. Anak itu saya panggil ke Hambalang, saya kasih beasiswa,” tambahnya.
Prabowo juga mengingatkan insan Adhyaksa untuk tidak melakukan kriminalisasi apa pun motivasinya. Prabowo mengatakan institusi Kejaksaan Agung (Kejagung) termasuk lembaga yang juga harus mengoreksi diri.
“Ini saya ingatkan karena juga Kejaksaan termasuk lembaga yang harus koreksi diri juga,” tegasnya.
Prabowo Ingatkan Rakyat Lapor ke Presiden Cukup Lewat Media Sosial
Kepala Negara mengingatkan saat ini perkembangan teknologi sudah sangat pesat. Masyarakat juga dapat dengan mudah melapor kepada dirinya selaku Presiden melalui media sosial.
“Rakyat kita ini pandai dan sekarang ada teknologi. Kalau ada apa-apa mereka punya gadget. Yang repot laporannya selalu ke langsung ke presiden, itu yang capek itu,” tuturnya.
“Pak Prabowo begini, waduh, saya harus bereaksi karena itu rakyat kita, rakyat saya. Saya harus membela mereka, saudara-saudara harus bantu saya menegakkan kebenaran, membela, membela yang lemah,” imbuhnya.
Prabowo Ingatkan Jaksa dan Polisi Jangan Cari-Cari Kesalahan Orang Kecil
Prabowo ingatkan kejaksaan dan kepolisian agar tidak berlaku dzolim, mencari-cari kesalahan atau membuat-buat kasus pidana untuk menjerat rakyat-rakyat kecil.
Prabowo meminta kedua lembaga penegak hukum tersebut melakukan evaluasi dan koreksi diri. Mantan Menteri Pertahanan di era Presiden Jokowi ini meminta jangan ada lagi kasus kriminalisasi yang dilakukan terhadap golongan lemah.
“Jangan mencari-cari perkara apalagi terhadap orang kecil, orang lemah itu hidupnya sudah sangat susah. Jangan diperberat oleh mencari-cari hal yang tidak perlu dicari,” tegasnya.
“Saya ingatkan terus kejaksaan, kepolisian jangan kriminalisasi sesuatu yang tidak ada untuk motivasi apapun. Ini saya ingatkan karena juga kejaksaan termasuk lembaga yang harus koreksi diri juga,” tambahnya.
“Orang Kuat” Langgar Hukum Prabowo Tantang Adu Kuat
Dalam konteks penegakan hukum terhadap pelaku yang lebih kuat, Prabowo menegaskan bahwa aparat tetap harus bertindak tegas apabila terdapat pelanggaran oleh pihak-pihak berkekuatan besar.
Presiden menekankan, negara harus lebih kuat dari kelompok yang melanggar hukum dan proses hukum harus berjalan tanpa pengecualian, dengan menjunjung asas keadilan.
“Yang kuat, dia akan kuat, tetapi yang kuat kalau melanggar hukum, iya, kita adu kekuatan. Kuat negara atau kuat mereka? Jangan mereka ngira Indonesia lemah,” pungkas Prabowo.
Seperti diketahui, kehadiran Prabowo di Gedung Kejagung ini untuk menyaksikan penyerahan pengganti kerugian negara dalam perkara tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya. Prabowo sempat berdiri di depan tumpukan uang senilai Rp 13 triliun.
Prabowo sempat mendengarkan penjelasan dari Jaksa Agung ST Burhanuddin. Selain itu, terlihat sejumlah pejabat lainnya yang mendampingi, antara lain Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Mensesneg Prasetyo Hadi, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Kepala Badan Komunikasi RI Angga Raka Prabowo.
Uang pengganti kerugian negara senilai belasan triliun itu diserahkan secara simbolik langsung kepada Prabowo Subianto. (Red)






